Mungkin kacamataku berbeda dengan milikmu


Kali ini, aku ingin mencerikan tentang hari-hari ini...
Hari dimana aku merasakan suatu perbedaan yang bahkan aku tidak mengerti
Banyak hal yang terjadi didunia ini...
Banyak kata yang mereka ucapkan
Banyak cerita yang diuraikan
Terkadang menimbulkan pemikiran pemikiran yang tak sama. Bahkan cenderung bertolak belakang
Maaf, ini bukannya sebuah pemberontakan
Namun ini merupakan buah dari pemahaman,
hasil dari pemikiran yang tidak beraturan..
Dengan sesuka hati ia menyimpulkan sesuatu dan meyakininya sebagai suatu ke benaran
Radikal mungkin, tapi inilah yang terjadi...


1. ini tentang individu yang mengambil keuntungan dari yang tidak seharusnya. Seseorang mengalami suatu ketidak berdayaan, atau ketidak siapan karena perbedaan tempat. Sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi. Aku tidak suka karna individu itu memanfaatkannya. Bukan bagaimana namun bagiku itu seperti meminta emas kepada anak kecil yang masih polos dan tidak mengerti arti dari emas. Awalnya aku merasa tidak senang. Namun naas karena aku membiarkannya. Terbersit pemikiran bahwa hal ini mungkin benar. karena individu itu telah lama tidak merasakan manisnya emas itu. sedangkan si anak polos memiliki berjuta emas namun ia tidak tahu apa yang ia pegang. Mungkin itu jalan yang harus individu itu tempuh agar dapat  mencicipi lagi manisnya emas itu. Apakah itu salah? Hmmmm.....

2. Tat kala dalam menyikapi suatu permasalahan kerap kali manusia itu lebih senang menyiksa dirinya sendiri. Ia senang di kasihani. Senang merasa dirinya paling disakiti. Bahkan menganggap tidak ada yang lebih menderita dari dirinya sendiri. Apapun yang terjadi. disini dirinyalah yang menjadi victim. Namun akhirnya ia lelah dan memutuskan untuk memilih mundur dari kenyataan. Padahal sebenarnya tak seburuk itu. Itu adalah suatu prasangka yang sengaja dibuat agar menjadi kisah yang sebenarnya. Terkadang yang membuat heran ia mulai bergerak untuk menyalahkan orang lain. Hmm mungkin ini yang dinamakan tidak sayang dengan diri sendiri ya. Ia menghakimi dirinya sendiri dan orang lain dengan caranya yang pastinya juga membuat dia tidak bahagia. Apalah yang kita kejar dalam hidup ini. Kebahagiaan kan?? Nah lo terus mengapa harus menyiksa diri dengan hal-hal yang tidak membuat diri kita bahagia. Hmmm mungkin karena tuntutan dari luar. Sebenarnya ini merupakan pemikiranku saja, yang kerap kali kusadari ada padaku. Sebenarnya tidak ada yang sekeras itu melarang diri itu untuk melakukan sesuatu yang ia suka. Cuma terkadang hati manusia itu terlalu takut dengan resiko yang mungkin akan ia alami. Atau lebih buruknya takut akan persepsi orang dengan apa yang ia miliki. Aku juga merasakan hal itu dan kusadari mungkin itu yang dinamakan ego dan keinginan untuk mengaktualisasi diri. hmmm jadi bingung kan.... Tapi kuputuskan untuk mengakhiri pemikiran ini dengan pernyataan bahwa sebenarnya tak ada yang pernah memenjarakan dirimu, kecuali dirimu yang memang terlalu takut untuk melepaskan kerangkeng itu. Terlalu nyaman di sangkar emas itu...... hmmmm #masihtetapbingung

3. Ketika suatu komunikasi merupakan alat yang paling mutakhir untuk menghadapi suatu permasalahan, namun ia sulit untuk diungkapkan. Masih karena adanya ego itu. nah, kalo begitu apa yang akan kamu lakukan? tapi yang perlu disepakati disini komunikasi yang dimaksud adalah tersampaikannya pesan kepada orang yang dituju dan bukannya harus berbicara atau bagaimana. Dapat melalui media apa saja. Bahkan body languange. Jika kutub negatif bertemu dengan kutub negatif maka ia akan bertolak belakang. Tapi terkadang itu perlu sebenarnya mungkin dari bagian dari proses media untuk berkomunikasi. Agar dapat memiliki waktu yang maksimal untuk memikirkan apa yang menjadi masalahnya dan menemukan solusi dari penyelesaiannya kan. hmmmm iya, sebenarnya tetap saja jawabannya WAKTU .luka sebesar apapun lambat laun akan dapat menyusut dengan waktu. Hingga akhirnya manusia itu menjadi terlalu lelah untuk merasakan semua luka itu dan akhirnya memutuskan untuk lebih baik memilih kehidupan yang ringan ringan saja. sesuai dengan yang ia inginkan. Namun tidak masalah karena itu membuat hidupnya menjadi lebih indahkan?? jadinya pernah merasakan semua rasa yang ada..... hmmmm....


4. ok, karena kesepakatan untuk melihat sesuatu dari yang indah indahnya saja hmmm aku ingin mengisahkan saja tentang seorang bapak yang sedang mengendarai sepeda motor dengan pakaian kusam dan berbalut dengan daki daki dari pekerjaannya. Saat itu suasana sedang disetting malam hari sekitar pukul 8 malam. Kala itu keadaan sedang macet. Namun tidak mengurangi niat dari bapak itu untuk mencicipi sedikit dari makanan yang telah ia beli. Dengan mengendarai sepeda motor dalam macet ia memutuskan untuk memakan sate yang ia beli. Ia tidak peduli dengan orang-orang yang melihat kearahnya. Bahkan ada yang menertawakannya. Hmmm entah kenapa aku terusik untuk berspekulasi dengan keadaan si bapak ini.


Baiklah sebelum aku berspekulasi ada yang ingin berspekulasi juga??? Hmmm tapi mungkin memang beda rasanya ketika melihatnya langsung dengan membaca dari tulisan ini ya... yang bahkan aku tidak tahu apakah maksudnya dapat tersampaikan dengan baik. Ya sudahlah....


hatiku trenyuh saat itu. OK aku mengaku aku sedang melankolis saat itu. Aku berspekulasi bahwa bapak itu bekerja dari pagi hingga malam. dan akhirnya tiba saatnya bagi ia untuk pulang ke rumahnya. dengan menahan lapar ia tak lupa membelikan makanan untuk keluarganya dirumah yang sudah menantinya. hingar bingar kota denpasar menghambat jalan yang ia tempuh untuk pulang dan berkumpul dengan keluarganya. dengan kesabaran yang hampir habis dan kegalauan serta amukan perut yang menderu ia putuskan untuk mencicipi sate itu sedikit saja katanya. hanya untuk mengganjal perut. Dan ketika ia mendapati orang disekitarnya melihat dan bahkan ada yang senyum2 melihat ulahnya. ia lebih memilih untuk tidak memperdulikannya. Toh juga cuma ketemu sekali. Suatu cuplikan yang mungkin sangat biasa. Namun aku tak dapat menerka lebih jauh lagi, atau mungkin hal seperti ini sudah sering dialami sehingga tidak lagi menjadi sesuatu yang sangat spesial. Namun ketika kisah itu aku padu padankan dengan hati aku belajar satu hal. Terkadang manusia memiliki toleransi yang sangat besar terhadap sekitarnya hanya untuk dapat survive. Namun disisi lain mereka tidak pernah melupakan bahwa masih ada orang lain yang juga membutuhkan bantuannya sehingga pasti ada keinginan untuk berbagi. Ok kecuali dalam keadaan GILA yang radikal yang bahkan aku tidak mengerti ilmunya.

Sedikit tentang kacamataku terhadap hari hari yang sudah kulalui

Aku tak tahu apa sebenarnya yang aku fikirkan
dan aku hanya ingin berusaha menyampaikannya
mungkin suatu waktu aku dapat mengerti apa sebenarnya yang sedang aku fikirkan ini'
Dan apa gunanya bagi ku untuk memikirkan ini
Tapi yang aku yakini kacamataku mungkin tak sama dengan kacamatamu
Dan itu yang membuat dunia ini lebih indah dan berwarna
Layaknya kanvas sudah akan bermunculan lagi warna-warna yang baru....
Mari kita ramaikan kanvas ini masih dengan kacamatamu dan juga kacamataku....




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary diatas kanvasku

Sederet Lirik Lagu Yang Kuingat