Tanpa Tanda Rasa

Ketika pena ini telah mulai tergiur untuk menorehkan ujung tintanya.... Akhirnya akan terburai kata-kata ini... Kata-kata yang bahkan mungkin takkan memiliki makna.... karena kata-kata ini tercipta sebagai simbol dari suatu kebingungan... kehampaan... dan kerinduan... Ketakutan akan sesuatu yang bahkan tidak dimengertinya... Hanya karena mampu menuliskannya, bukan berarti bisa mengenyahkannya... mungkin air mata telah menetes namun kelamnya hati begitu sulit untuk tergantikan mentari... karna mentari segan untuk berkunjung kelubuk hatinya.. berharap ia bisa menghidupkan sendiri percikan api unggun yang ada di hulu hatinya... menyanyikan kembali kisah hidupnya yang begitu indah... dan menjadikan kenangan itu sebagai sesuatu pelajaran yang akan terus bergulir... untuk dapat dilihat kelak sehingga takkan mengulang hal yang tidak diinginkan... Namun masih akan tetap mengambang tanpa daya... dipelataran lautan tanpa batas ini... Selalu bertanya - tanya berharap sutau hari akan menemukan jawabannya... kerinduan ini sudah tidak tertahankan... Namun tiada jalan yang benar-benar bisa ditempuh untuk menjawab pertanyaan itu... apakah sebaiknya terkubur saja ditumpukan buku-buku itu dan mengeras membatu dipojokan gelap tak berbekas... seperti onggokan angin lalu yang bahkan tanda-tanda kehadirannya pun takkan memiliki makna....
Terlalu lama menyombongkan diri.. berkata sesuatu yang menyakiti banyak orang... melakoni kisah sebagai seorang malaikat berhati iblis... memikirkan candu akan kemusrikkan yang diperlihatkan dengan kelembutan sebening embun berharap takkan pernah ada yang mencium busuknya hidupnya.... Menyesal.... Hh.. mungkin sudah tiada lagi kata-kata itu dalam kamusnya.. Ia telah lelah.... Ia telah memilih untuk menjalaninya saja seperti adanya... walaupun tubuhnya terantuk-antuk... begitu banyak rentetan kata-kata manis yang membisikkan racun dibelakangnya... Ia tak peduli lagi... karena sakit itu akan selalu membayanginya... walaupun ia terbalut sutra yang begitu lembut... Karena ia sudah memilih untuk berteman dengan sakit dan sepi.... mungkin ia terlalu naif hingga tak mau menerima kenyataan.. namun begitulah ia... begitu egois dan lebih senang untuk dikasihi... berharap orang-orang akan membentangkan tangannya untuknya... berharap hati mereka memiliki hati seluas lapangan bola, yang bahkan di sakiti berkali-kali takkan pernah tercabik.... Namun tetap tiada kebahagiaan yang didapatnya.. karena ia telah memikirkannya untuk membuatnya selayaknya neraka... karena ia sudah lelah.... dan kini ia memutuskan untuk menyerah.... Berharap kelak ia akan menemukan kesakitan yang abadi... 20/10/11 Saat menjadi orang yang paling buruk di dunia -xtha-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary diatas kanvasku

Sederet Lirik Lagu Yang Kuingat