Hujan dan Aku Part II: Apa yang telah hujan berikan padaku?

Kemarin, mungkin hari yang baru bagiku,
Hari dimana semangat mudaku muncul kembali ditandai dengan mulai bereaksinya dengan keadaan lingkungan sekitarku.
Hingga tersebersit ajakan seorang kawan untuk menikmati indahnya alam ini dengan gowes bersama
Kupandang sepeda buntutku, tampak tak berdaya tertumpuk oleh debu-debu usang, ban belakang depan yang telah kempes, termakan waktu karna tak pernah dipergunakan.
Namun hal itu tak menyurutkan niatku, sudah lama juga peluh ini tidak menetes, begitu pikirku..
Maka aku pun menyetujui ajakan kawanku itu...

Selang beberapa waktu yang ditentukan, ternyata jiwa hitam merayuku, dan hampir saja berhasil untuk menggagalkan rencanaku
Tapi memang keputihan lebih tulus akhirnya kita pun berangkat. Sebelum berangkat entah mengapa terlantun tanya " i, kalo hujan kita gimana i?"
lalu kawanku menjawabnya " ya ujan-ujanan.. hahahha"
Ya sudahlah, ayo berangkat kataku... haha sambil mengamati langit yang memang sedikit agak pucat.

aku awali dengan memompa ban sepedaku, saat itu langit semakin pucat disertai dengan angin berhembus cukup kencang. namun hei girl, aku sudah dijalan tak mungkin ku mundur disini kataku. akupun mengkayuh sepedaku hingga di taman kota. Disana ku sempat menunggu kawanku sebentar. saat itulah mulai berdatangan rintik-rintik hujan.
 "Ahhh.... pasti hujan ingin menyapa pemujanya saja, yang telah lama terkungkung di bawah atap," bisikku.

dan hujan sempat berhenti sekejap. Akupun bertemu dengan kawanku begitu kami akan mengkayuhkan sepeda maka sang hujan menerjang. Kamipun berteduh didua buah telepon umum di depan kantor gubernur. 

Kami berdiam disana cukup lama. Kawanku sibuk memfoto pemandangan yang maha dahsyat ini.

sedangkan aku, aku bernyanyi mengikuti irama dari nada di HPku. sambil merenung ku berbisik "Ahhh.... betapa bahagianya mereka, para kaum adam yang dengan riang masih saja berlari-lari dilapangan mengejar sebutir bola tanpa mneghiraukan derasnya air hujan" Sejenak kupandangi anak kecil yang juga bersepeda memandang iri kepada kami. "Mungkin ia bingung, apakah boleh aku ikut berteduh dengan kakak-kakak itu." Hahahaha... dan ia memutuskan untuk melanjutkan jalannya. Disisi lain, terdapat dua orang bapak-bapak yang berjalan cepat, hanya dengan menggunakan patahan daun-daun kecil, walaupun aku tidak tahu apa manfaatnya. Mungkin bagi mereka asalkan dapat menghalangi sedikit saja hujan tak masalah bagi mereka. "Hati kecilku bicara: mungkin ini  yang disebut denngan perbedaan jaman. ketika dulu hujan mengguyur selalu ada pohon pelepah pisang yang siap ditebas untuk melindungi dari hujan. Hmmmmm"

Beberapa saat kemudian, lagi-lagi lewat seorang tourist yang mengendarai sepeda motor. padahal ia telah menggunakan jas hujan. Namun nampaknya ia tidak kuat menerima terjangan hujan sehingga ia memilih untuk minggir. Saat itu ia juga melihat kami yang sedang berteduh dengan tenang. "Hahh aku kira dia akan ikut berteduh di telepon umum juga. namun ia juga tampaknya sadar bahwa tempat terlalu sempit jadi tidak cukup untuk orang lain lagi. akhirnya ia memutuskan untuk berdiam diri saja di bawah pohon yang cukup rindang, walaupun tentunya hujan masih tetap mengguyurnya." Hingga akhirnya hujan mereda dan ia pun pergi melanjutkan perjalanannya.

Wah banyak sekali yang aku dapat dari hujan hari ini. dan yang tak kalah penting, hujan telah mampu memberikan warna berbeda dari senja itu. Suasana menjadi kuning...  Hal ini terjadi karena perpaduan hujan, langit pucat dan matahari yang tetap tidak mau kalah menunjukkan keperkasaannya. Hhh betapa indahnya maha karya Tuhan ini.. ^_^

Hingga akhirnya aku dan kawanku pun harus melanjutkan perjalanan ini. Walau ditemani sang hujan, namun itu sangat menyenangkan menjadikan perjalanan ini jauh lebih bermakna karena banyak sekali perasaan yang terlibat di dalamnya.

Hujan, hari ini kau telah mengajarkan satu hal, Semua itu bergerak dan berubah seiring dengan pergerakan sang waktu...
senang sedih gembira akan selalu datang silih berganti
terkada sedih dan senangpun datang bersamaan 
namun dengan sapuan hujan, semua pasti akan terlewati
Hanya saja hasilnya dapat menjadi suatu banjir yang sangat besar
ataupun kesegaran tiada tara yang diiringi senyuman dari sang mentari..
Semua tergantung dari polah sikap manusia.
Namun dibalik itu semua selalu ada keindahan dari merasakan suatu rasa

Karena rasa itu luar biasa ^_^

Terima kasih hujan, berkatmu aku mendapat suatu pengajaran kembali tentang hidup dan indahnya menikmati hidup dalam kebebasan rinai hujan, yang mampu menghantarkan  kesegaran dan kebebasan dalam berimajinasi...

Sang pemujamu ^_^ 



Komentar

  1. Tulisan yang menginspirasi... makin banyak mahasiswa yang ngeblog neh... Keep writing!

    BalasHapus
  2. Terima kasih dok, iya dok ini sambil belajar nulis... hehehe semangat semangat ^_^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary diatas kanvasku

Sederet Lirik Lagu Yang Kuingat